Tuesday, October 6, 2009

Gunung Puntang

GUNUNG PUNTANG OBJEK WISATA ALAM YANG BERSEJARAH

Potensi alam Kabupaten Bandung Jawa Barat tak bisa dimungkiri memendam aset kepariwisataan yang sudahtidak diragukan lagi keberadaannya. Gunung Puntang adalah salah satunya. Wanawisata dan bumi perkemahan ini terletak di Kecamatan Banjaran, 30 km dari KotaBandung ke arah selatan.


Untuk mencapai lokasi ini tidak begitu sulit, apalagi bagi masyarakat Bandung. Selain dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, juga dapat ditempuh dengan kendaraan umum. Dari Terminal Kebon Kalapa bisa naik bus jurusan Pangalengan, turun di daerah Cimaung, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan ojek menuju lokasi atau bisa juga dari Terminal Tegalega, naik kendaraan umum jurusan Banjaran, kemudian dilanjutkan
dengan menggunakan kendaraan umum menuju lokasi. Di samping itu, juga dapat ditempuh dari terminal Soreang. Naik jurusan Banjaran atau menumpang bus jurusan Pangalengan.

Jika Anda membawa kendaraan pribadi, tentu tak ada masalah. Ikuti saja Jalan Raya Mochamad Toha melalui Dayeuh Kolot melewati Terminal Banjaran. Dari kota kecamatan ini, jaraknya kurang lebih sekira lima kilometer sampai di persimpangan Cimaung. Namun yang perlu diingat, jangan lepaskan pandangan Anda ke sebelah kiri, agar mudah melihat papan petunjuk menuju
lokasi.


Selain keunikan dan keindahan alamnya, wanawisata Gunung Puntang pun merupakan objek wisata sejarah yang berada di kompleks Gunung Malabar, pada ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut degan suhu sekira 18-23 derajat C.



Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, di kawasan ini pernah didirikan Stasiun Pemancar Radio Malabar yang dibangun pada tahun 1917-1929. Sampai saat ini puing-puing bekas peninggalannya masih dapat ditemui, sebagai saksi sejarah.



Disalah satu sudut area Wana Wisata Gunung Puntang, terdapat sebuah kolam yang dinamakan Kolam Cinta. Pemberian nama tersebut itu lantaran bentuk kolamnya menyerupai hati atau heart-love. Tidak jauh dari sana, dijaman dahulu, berdiri megah sebuah bangunan Stasuin Radio Malabar. Dari stasiun inilah, pemerintah Belanda mengadakan hubungan degan negaranya.Kini bangunan tersebut tinggal puin-puingnya sja. Dan juga sudah tertutup oleh semak belukar.

Berdasarkan cerita rakyat Pasundan yang berkembang di masyarakat, di sini dulunya terdapat suatu kerajaan yang disebut Negara Puntang. Sebagai bukti, dibeberapa area ditemukan onggokan batu besar yang diduga ada kaitannya dengan peninggalan sejarah Gunung Puntang di antaranya; Batu Korsi, Batu Kaca-kaca, dan Batu Kompaan.


Wisatawan yang gemar melakukan kegiatan di alam bebas bisa menyalurkan inspirasi dan kegemarannya. Bentangan di alam yang khas dan dipengaruhi sejarah dengan panorama alam berupa hutan yang masih alami dapat membangkitkan minat untuk berpetualang.


Daerah hutannya berbentuk hutan campuran, bervariasi dengan anak sungai yang dialirkan dari Curug Siliwangi yang mengairi enam desa dan dua kecamatan.


Selain puing-puing reruntuhan bekas Stasiun Pemancar Radio Malabar, di kawasan ini juga terdapat dua gua yang menarik perhatian. Kedua gua itu konon dibuat oleh Belanda pada tahun 1940 dan diduga keduanya saling berhubungan. Menurut keterangan dari para petugas di sana, kedua gua tersebut dulunya dipakai tempat untuk menyimpan komponen peralatan stasiun radio dan telefon.

Salah satu peninggalan sejarah yang ada di area Wana Wisata Gunung Puntang, Bumi Perkemahan, adalah Goa Belanda. Panjangnya Goa sekitar 150 meter. Konon pada zaman dahulu goa ini di gunakan sebagai tempat untuk menyimpan mesin diesel pembangkit tenaga listrik untuk keperluan perumahan para pejabat belanda di sekitarnya.


Kendati objek wisata ini sudah diketahui sejak puluhan tahun lalu, namun baru pada tahun 1987, Gunung Puntang berkembang menjadi kawasan wisata sejarah sekaligus bumi perkemahan dan lintas alam yang sangat digemari wisatawan. Bagi mereka yang tinggal di Kota Bandung, Gunung Puntang adalah satu alternatif berlibur setelah Wanawisata Situ Patenggang atau Rancaupas.


Jika memasuki kawasan hutan, para pengunjung akan bisa menyaksikan menjulangnya pohon-pohon kayu keras dengan lumut-lumut alami yang menempel pada kulit pohon itu. Juga jenis paku-pakuan (pakis), menjadi ciri khas hutan sepanjang jalan menuju kawasan Curug Siliwangi. Suasana alam seperti ini juga bisa disebut sebagai nilai lebih yang ada di objek wisata Gunung Puntang.

Majalaya, 25 April 2009

Dokumentasi Oleh : indie-garage (kecuali Photo yg hitam putih itu mah dari museum).

Ket : Dari berbagai sumber / http://www.urang-sunda.or.id/ (Edi R. Panjunan)***

1 comment:

Hariyati said...

Informasinya bagus dan lengkap. (Sy sbnrnya ingin tau juga ttg bumi perkemahannya:)....) Mksh ya...